10Tempat Wisata di Labuan Bajo Ini Wajib didatangi! – Labuan Bajo dengan sejuta keajaiban alam berlimpah yang berada di Nusa Tenggara Timur Desa Wae Rebo. Desa eksotik yang unik ini bernama Wae Rebo. Letaknya berada di tengah-tengah pegunungan sehingga kesejukan benar-benar terasa di antara hijaunya pepohonan. Berapa Biaya Trip
Call Us HomeAboutOpen TripPrivate TripWaereboContact Overland Waerebo 2D1NOverland Waerebo 2D1NOpen Trip Waerebo 2D1NMin 2 GuestsInnovaIDR Trip Waerebo 2D1NMin 2 GuestsInnova IDR Trip Luxury Yacht 01 Luxury Yacht 02 Luxury Yacht 03 Luxury Yacht 04 Luxury Yacht 05 Luxury Yacht 06 Luxury Yacht 07 Luxury Yacht 08 Open TripFavourite Yacht3D2N With Phinisi 0112 Guests6 CabinsFrom IDR With Phinisi 0221 Guests9 CabinsFrom IDR With Phinisi 0314 Guests6 CabinsFrom IDR With Phinisi 0421-25 Guests8 CabinsFrom IDR Edit Page Jl. Wae Nahi, Labuan Bajo, Manggarai Barat, FloresContact Info+62811-3960-5666info Links Open Trip Private Trip Daily Trip Follow Us 2Ende-Ruteng (wae rebo) >dri trminal mena ende naek oto kayu jur ruteng-dintor/denge trn di ds denge, lnjut trekjing sjauh -+10 km ke ds wae rebo. >Penginapan di ruteng: Htl Kayu Tarif 90/mlm 3.Ruteng-Labuan Bajo Desa tradisonal wisata Wae Rebo Village, merupakan salah satu destinasi menarik yang bagus sekali dikunjungi ketika berada di Flores. Wae Rebo adalah desa terakhir di Manggarai, Flores Barat dengan rumah berbentuk kerucut khas Manggarai yang disebut “mbaru niang” yang masih dapat di daerah perbukitan Flores Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia Anda yang ingin sekali berwisata budaya, sejarah sekaligus alam, maka desa satu ini sangat cocok untuk menemani perjalanan wisata Anda. Apa saja yang bisa didapatkan di sini?Di mana lokasi Wae Rebo Village? Wae Rebo merupakan sebuah desa yang terpencil dan hanya bisa dicapai dengan lima jam perjalanan dari pusat kota labuan bajo Flores menggunakan mobil dilanjutkan dengan wisata ini berlokasi di kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kecamatan Satar Mese, desa menuju ke desa ini cukup sulit untuk karena datarannya yang tinggi. Untuk mencapai desa ini, Anda harus melakukan perjalanan yang menantang. Desa adat ini dapat diakses 6 km dari Desa Dintor menuju Desa Denge menggunakan sepeda dari Denge ke kawasan wisata ini cukup berat, membutuhkan waktu sekitar 3 jam berjalan kaki melewati hutan dan menempuh perjalanan wisata yang jauh, tentu saja membuat desa ini hampir tidak dikenal, bahkan oleh masyarakat di Pulau Flores sekalipun. Padahal, Wae Rebo sendiri masih lumayan dekat dengan Labuan sini, Anda bisa menyaksikan rumah berbentuk kerucut yang unik. Semua yang ada di kawasan ini benar-benar dilestarikan sendiri oleh masyarakat sekitar dan itulah yang menjadi keunikan dari wisata Wae Menarik Desa Wisata Wae ReboKeunikan apa saja di desa wae rebo? Ada beberapa hal yang menarik dari desa wisata di Flores ini dan menjadikannya sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang mengunjungi. Apa aja sih hal menarik dari Destinasi Wae Rebo itu sendiri?Hanya Ada 7 Rumah Dengan Desain UnikDesa ini hanya memiliki tujuh rumah yang disebut Mbaru Niang. Rumah adat yang berasal dari Flores ini berbentuk kerucut dan terdiri dari lima lantai dengan tinggi sekitar 15 adat ini sangat jarang ditemukan kecuali di Desa Wae Rebo. Selain Mbaru Niang, ternyata setiap rumah di desa ini juga memiliki nama rumah terbesar yang disebut Niang Gendang Maro, dan menjadi tempat tinggal kepala desa. Sementara untuk nama rumah adat lainnya adalah Niang Gena PirongNiang Gena NdoromNiang Gena MaroNiang Gena JekongNiang Gena Mandok2. Mempunyai Makna FilosofisRumah-rumah yang ada di sini tidak hanya menjadi artefak, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. Rumah yang berbentuk kerucut merepresentasikan ikatan dan harmonisasi antara manusia dan alasan mengapa Mbaru Niang memiliki lima lantai yang tingginya 15 meter adalah, karena tanah yang lebih rendah melambangkan kematian sehingga dibuatlah bangunan yang tinggi. Bahkan, di tanah ini, orang-orang Wae Rebo menguburkan kerabatnya yang lantai tertinggi Mbaru Niang digunakan untuk menyimpan hasil panen dan juga mewakili hubungan spiritual antara manusia dan Tuhan. Lantai ini juga merupakan tempat masyarakat Wae Rebo menjalankan ritual keagamaannya. Mereka juga menggunakan lantai ini untuk mempersembahkan hasil musim panen kepada Teknik Pembangunan Rumah Kerucut yang RumitPenduduk desa adalah penjaga budaya di kampung adat ini, dan bangunan rumah dengan bentuk kerucut ini menerapkan teknik membangun yang rumit. Teknik membangun rumah ini diturunkan dari generasi ke generasi dan uniknya diwariskan hanya melalui kata-kata yang tidak ada catatan dalam tulisan sehingga penduduk setempat hanya mengandalkan teknik secara verbal. Sayangnya, pengetahuan itu mau tidak mau memudar seiring berjalannya karena itu, ada sebuah proyek konservasi besar untuk melestarikan arsitektur tradisional yang terancam punah. Proyek ini dilakukan dari 2009 hingga Rumah Asuh memprakarsai dan memfasilitasi kebangkitan teknik tradisional yang dipimpin masyarakat Wae Rebo, sehingga memungkinkan semua rumah asli dibangun Memenangkan Penghargaan UNESCOAwalnya, rumah adat di desa ini hanya tersisa 4 sampai kemudian ada proyek konservasi besar-besaran dan terbentuklah lagi 7 rumah berbentuk kerucut. Proyek ini telah memenangkan penghargaan internasional dan memberikan penghargaan tertinggi pada rumah adat ini sebagai salah satu Konservasi Warisan Budaya UNESCO Asia Pasifik 2012 dan ada juga Penghargaan Institut Arsitek Indonesia untuk Memiliki Banyak Sekali Tanaman yang DibudidayakanWae Rebo terkenal dengan tanaman terbaiknya seperti vanili, madu, dan kopi. Bertani kopi telah menjadi mata pencaharian masyarakat secara penanaman kopi alami yang ramah burung, tanpa menggunakan bahan kimia, sangat dihargai di pasar internasional dan itulah yang membuat biji kopi yang ditanam di desa ini benar-benar Anda ingin sekali menikmati hasil budidaya di kawasan wisata ini, tenang saja! Sebagai tempat wisata, masyarakat setempat juga menyediakan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke desa seperti kerajinan tangan, kopi lokal, vanili dan kayu Memiliki Legenda UnikFakta yang lebih unik tentang desa adat ini adalah masyarakat yang tinggal di sini percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari Minangkabau, Sumatera. Artinya, pada masa lalu, orang Minangkabau merantau ke dataran tinggi di Flores, bermukim di daerah itu dan lahirlah Wae mengatakan bahwa seseorang bernama Maro yang berasal dari Minangkabau adalah tokoh yang menyatukan orang-orang dari etnis berbeda. Ia menyarankan mereka untuk menetap di sebuah tempat tinggal dan mengesampingkan perbedaan tinggalah mereka di desa adat ini. Dipercaya juga bahwa desa ini sudah berdiri sekitar 19 generasi. Jika dihitung, maka diperkirakan desa ini sudah ada sekitar 1000 yang Bisa Dilakukan di Desa Wae Rebo1. Menikmati Pemandangan AlamWae Rebo adalah sebuah desa kecil yang berada pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Bisa dibayangkan betapa tingginya kawasan wisata ini? Itu sebabnya kebanyakan orang menyebut tempat ini “Desa di Atas Awan”.Begitu tingginya kawasan desa wisata ini, Anda bisa menyaksikan pemandangan alam yang sangat indah di Mengamati Arsitektur Unik Rumah KerucutDesa Senge merupakan salah satu warisan kuno yang perlu dilestarikan oleh Indonesia dan menjadi salah satu situs wisata terbaik yang dimiliki Indonesia. Jadi, kalau Anda sudah berada di sini, ada baiknya sih jika mengamati setiap detail arsitektur rumah adat yang unik terutama yang datang dari mancanegara suka mengunjungi tempat ini karena terpukau dengan kerumitan arsitektur Mbaru Hunting FotoSaking indahnya kawasan wisata ini, maka sayang sekali kalau Anda melewatkan waktu untuk hunting beberapa spot foto. Kawasan desa wisata ini memiliki sebuah panorama alam yang amat menakjubkan. Mau hunting foto dengan konsep alam atau human interest juga bisa. Setiap sore ada anak-anak yang bermain dengan asyik. Anda tidak akan menyesal telah mengunjungi desa wisata satu salah satu desa kuno di Indonesia, merupakan tanggung jawab masyarakat Indonesia untuk menjaga warisan ini tetap hidup. Wae Rebo adalah tempat yang wajib dikunjungi setelah anda menikmati Sailing Komodo trip labuan bajo. Day01: Arrival Labuan Bajo – Trekking to Wae Rebo (-/L/D) Begin your trip with the first flight of the day to Komodo Airport in Labuan Bajo on the island of Flores in East Nusa Tenggara province. Meet and greet at the airport then a chauffeured vehicle with guide escort takes you towards the heart of the Manggarai region. I went here on 2018. It was my Labuan Bajo trip with my classmates. We spent almost a week to explore many islands and destinations here. It was unforgettable experience If you wanna go to Wae Rebo Village, you have to do trekking from the nearest village for almost 8-10 hours. Then you have to do ceremony with local then you can go around. You'll spend nights in the local house and they'll cook for you as well. Please respect the local rules and play with locals especially kids. You won't regret itSailingKomodo Labuan Bajo – Good Times Komodo Tour. Open Trip; Private Trip; Flores Tour. Open Trip; Private Trip; Boat Tour; Buat paket Tour; Kontak Kami; Blog; Paket Wisata Wae rebo. Search for: Hit Enter to search or Esc key to close. Durasi: 2 Hari 1 malam (Jemputan Jam 06:00) Lokasi: Labuan Bajo, wae rebo, spider web Harga: Mulai RpJalan Soekarno Hatta depan le pirates, Labuan Bajo, East Nusa Tenggara, 86754, IndonesiaShow on MapWae Rebo Pinisi is a 109-sqm wooden traditional boat which operates in Labuan Bajo and Komodo National Park. It has 4 air-conditioned rooms and can accommodate up to 12 persons. The shared bathroom is equipped with hot water shower. The boat features a dining area, a karaoke area, a spacious sundeck, and a shared kitchen with a refrigerator. The boat is equipped with a Garmin GPS 850 with fish finder, four units of handy talky, a marine radio with distress signal, a dinghy boat, life vests, fire extinguishers, and two units of 15KVA generator. It also has 5500 litre of fresh water tank. During the trip you can engage in various activities, such as diving, fishing and hiking. The property offers a free airport shuttle service from Labuan Bajo More Be the first to post a review after your stayAirportKomodo Airport Dive Komodo and 9 other landmarks are nearbyMapAirport Shuttle ServiceRestaurantExclusive Beach AreaDivingSnorkelingAll AmenitiesRoomsPoliciesServices & Amenities 5 Desa Adat Wae Rebo. Selain wisata alam, Anda juga wajib berkunjung ke desa adat Wae Rebo. Salah satu daya tarik dari desa adat Labuan Bajo satu ini yaitu bentuk rumah tradisional masyarakat setempat yang sangat unik dengan udara yang masih sejuk dan alami.
After a 3-hour trek it’s the view as you hike over the hill that takes your breath away. The seven circular cone shaped Mbaru Niang houses of Wae Rebo are built in a semi circle on a flat plain in a valley. The settlement is surrounded on all sides by rolling hills set against a backdrop of taller peaks that rise up into the sky. It’s a picturesque setting. Flores is a culturally diverse island. There are six local languages spoken on Flores. Wae Rebo is a village of the Manggarai tribe. The tribe is settled in the provinces of West Manggarai Regency, Manggarai Regency and East Manggarai Regency in the West of Flores. Within Flores the Manggarai are well known for their traditional martial art, called Caci. Demonstrations of Caci are held around the port town of Labuan Bajo and are a popular tourist attraction. Yet if you really want to experience Manggarai culture, and go on an adventure, you should visit Wae Rebo. History of the Village According to oral tradition Wae Rebo was settled 18 generations ago. An elder from the community had a vision. He led his tribe into the highlands of Flores where they settled under the protection of a friendly spirit. Construction of one of the Mbaru Nang houses, Wae Rebo. Image from In 1997 the local government took the first steps in supporting the development of Wae Rebo as a tourism destination. They invested in the construction of two Mbaru Niang houses. In 2008 s group of 15 Jakarta based architects, with support of the local government and the community, renovated the remaining Mbaru Niang houses. You can find more information about the development project for Wae Rebo here. The Main Attractions Wae Rebo is one of the most famous tourist attractions in West Flores. Wae Rebo is a lot of fun to visit and different than many of the cultural villages’ that you can visit around Indonesia. And many countries in South East Asia… View of the village of Wae Rebo from above. One of the nice things about the village is just how isolated it is. It’s a 28 km hike through thick rainforest to Denge, the nearest village. At the moment the only way you can visit is if you stay overnight. The isolation limits the number of tourists that come to Wae Rebo. It makes the trip more about the experience. During the day you can explore the valley, interact with the villagers and your travel companions or just read a book. It’s really up to you. At night the sky is filled with stars, which makes it a great spot for night photography. And you’ll get to sleep in one of the Mbaru Niang houses. Cross section of an Mbaru Nang house. Image from The Mbaru Niang houses, translated as drum houses,’ are communal buildings. Built around a central pole with supporting bamboo beams and thatched roofs they’re enormous buildings. The houses are 5 stories high and can host up to 8 families, their crops and food. Getting to Wae Rebo For the moment Wae Rebo is bit difficult to get to. Denge, the nearest village, is a 3-hour drive from Labuan Bajo. Public transport is almost non-existent. You can make the trip by truck or boat, but realistically you’ll need to make the trip by car or motorbike. Then when you arrive at Denge you’ll need to find a guide to take you to the village. Located in a valley surrounded by hills the setting is picturesque. Most travellers who visit the village join a group tour. The most popular package leaving from Labuan Bajo is the Wae Rebo 3 Day 2 Night Tour. It’s done in stages. On the first day you go to Denge via the spider web rice fields of Cancar. The next day you hike to Wae Rebo where you’ll spend the night. Then the third day you go back to Labuan Bajo. Final Thoughts Wae Rebo is one of the few cultural sites in Flores that really fascinates me. The unique architecture of the buildings and the beautiful setting and the fact you have to stay the night make Wae Rebo an adventure to visit. I’d definitely recommend it if you’re a nature lover! For more ideas of trips around Flores you can visit this page. Have you ever visited Wae Rebo? What did you think when you visited? Leave your thoughts in the comments below.
Acf3.